Dzikrul Maut-Sang Petualang

HIDUP DENGAN KESUNGGUHAN,MATI DENGAN KEBAIKAN,,,

Kamis, 18 November 2010

dzikrul maut = orang cerdas

Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma mengabarkan, “Aku sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala datang seorang lelaki dari kalangan Anshar. Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, ‘Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.’

‘Mukmin manakah yang paling cerdas?’, tanya lelaki itu lagi. Beliau menjawab:

أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ

“Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1384)

Inilah klasifikasi yang digolongkan sebagai orang cerdas, orang jenius, orang pandai. Maknanya sangat dalam dan keluar dari batas-batas klasifikasi yang dibuat manusia hingga kini.

Bagaimanapun kecerdasan masih menjadi standar dalam kehidupan modern ini. Di sekolah, di tempat kerja di dalam lingkungan sekeliling kita semua berlomba untuk cerdas dalam fisika, matematika, sains, biologi, bahasa Inggris bahkan piano dan gitar. Semua untuk memupuk kecerdasar otak manusia dan juga seni.

Pancaindera dimanjakan untuk dijadikan tolok ukur orang yang cerdas, orang yang hebat. Namun Rasulullah beyond that. Cerdas justru ada hubungan dengan kehidupan setelah kematian. Sungguh agung definisi ini.

Setidaknya ada dua hikmah dari hadits Rasulullah.

Pertama, kecerdasan itu menyangkut soal kemampuan menggunakan akal dalam melihat fakta-fakta dan persoalan. Dengan membandingkan waktu kehidupan dunia yang singkat dan terbatas ini dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal maka kebahagiaan hakiki harus mempertimbangkan keadaan di masa depan. Secara manusiawi memang manusia menginginkan sesuatu dalam jumlah besar, lebih kaya, lebih panjang umurnya, lebih berbahagia atau memiliki kelebihan-kelebihan fisik dan intelektual. Namun manakala dia mampu melakukan perbandingan berdasarkan akalnya semata antara dunia dan akhirat, maka dia sudah melakukan keputusan jenius. Akal bisa mengatakan lebih baik memilih hidup di akhirat bahagia daripada melanggar ketentuan di dunia -misalnya korupsi, membunuh, menyakiti orang lain – untuk kebahagiaan sekilas. Inilah keputusan orang cerdas, memilih yang lebih besar, lebih luas, lebih kekal dan lebih membahagiakan.

Kedua, disebut cerdas orang yang demikian ini karena akhirat adalah dunia yang tidak terlihat oleh mata, tidak teraba oleh pancaindera. Oleh sebab itu mereka yang meyakininya memiliki kecerdasan lebih dari orang biasa. Disini arti kecerdasan menjadi luas. Tidak hanya sempit semata-mata dalam perhitungan matematika, fisika dan bahasa tetapi beyond that. Melebihi batas-batas pengertian kecerdasan umum. Oleh sebab itu definisi cerdas disini tidak hanya bersifat intelektual tetapi juga humanisme. Dia tidak harus bergelar dan berpendidikan tinggi. Namun dia yang digolongkan cerdas oleh Rasulullah karena mampu memandang dengan mata batin maka memiliki kekuatan plus yang dahsyat. Mereka yang meyakini sesuatu yang tidak terlihat akan menjadi bagian dirinya di masa depan namun dia masih di dunia. Inilah sebuah kondisi orang yang cerdas, yang mampu memherhitungkan risiko kehidupan masa ini.

Rabu, 17 November 2010

Iman pada Alllah

1. KONSEP IMAN KEPADA ALLAH SWT
Cara Mengenal Allah SWT
Terdapat berbagai cara yang dilakukan untuk mengenal Tuhan. Secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok bsar, sebagai berikut :
a. Cara yang dilakukan oleh kebanyakan orang yang tidak beriman kepada Tuhan, dan adanya pembalasan amal.

"Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka Itulah orang-orang yang zalim."( Q.S.24:50).

b. Cara kedua adalah cara islam dalam mengenal Tuhan YME, yaitu dengan meneliti dan mentafakkuri alam semesta berserta segala keindahan, kerapihan dan kedahsyatannya .

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Q.S. 41 :53 )

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,( Q.S. 3:190 ).


MENCINTAI ALLAH
Dalam islam cinta dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu cinta yang berpahala (syar’i ) dan menghasilkan iman ( Q.S.3:15 )

Katakanlah: "Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.

Dan cinta yang syar’i dan menghasilkan syahwat ( Q.S.3:14 )

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

[186] yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.


Tanda – tanda seorang yang mencintai Allah SWT adalah sebagai berikut :

a. banyak mengingat-Nya. Seorang yang mencintai sesuatu, ia akan banyak mengingatnya. Kepada siapa cinta tertinggi seseorang diberikan, dapat dilihat melalui kepada siapa ia paling banyak mengingat. Bagi orang yang beragama, maka cinta tertingginya harus diberikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Firman Allah SWT.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
[594] Maksudnya: orang yang Sempurna imannya.
[595] dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.

b. Terpesona . Cinta dapat tumbuh jika seorang merasa terpesona akan keindahan makhluk ciptaan Tuhan YME, kagum akan ketelitian dan kesempurnaan yang ada pada setiap makhluk yang diciptakan-Nya. Tidak seorangpun dapat meniru ciptaan-Nya sebagai diciptakan-Nya. Keterpesonaan tersebut akan melahirkan kekaguman kepada sang Maha Pencipta, dan kerinduan untuk bertemu dengan Nya suatu saat nanti.

c. Rela. Ridha. Seorang yang mencintai seusatu ia akan rela menuruti kehendak sesuatu yang dicintainya, dan rela untuk meninggalkan apa yang dibenci oleh yang dicintainya. Demikianlah seorang yang mencintai Tuhan YME tidak akan merasa berat melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya .Bahkan, semua itu akan dilaksanakannya dengan ringan dan hari yang tenang. Firman Allah SWT.

"Mereka bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan rasul-Nya Itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin. ( Q.S. 9- : 62 ).

d. Berkorban . Tuntuna lainnya dari cinta Adalah perkorbanan.

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya Karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.( Q.S.Al-Baqarah 2: 207 )

e. Takut. Rasa takut yang muncul karena seorang merasa khawatir ditinggalkan oleh seuatu yang dicintainya adalah bukti cintanya kepada sesuatu tersebut. Hal yang dibenci Tuhan YME maka ia pun menjaga perbuatannya dari hal yang didbencin-Nya. Rasa takut ini akan mengalahkan rasa takut atas selain-Nya dalam jiwa orang tersebut. Firman Allah SWT

Maka kami memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepada nya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas[970]. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.
Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan khawatir akan azabnya.( Q.S. Alanbiya : 90 )

f. Penuh harap. Salah satu bukti cinta yang lain adalah harapan yang besar kepada yang dicintainya. Seseorang yang mencintai Tuhan YME akan menaruh harapan yang besar kepada-Nya, untuk menerima amal perbuatan baiknya.mengampuni segala dosa-dosanya, dan memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang dicintai-Nya. Firman Allah SWT

Maka kami memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepada nya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas[970]. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.
[970] Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan khawatir akan azabnya. ( Q.S. AlAnbiya : 90 )

g. Patuh dan Taat. Harapan yang benar bukanlah harapan seseorang yang hidup dalam maksiat kepada Tuhan YME. Sama saja seorang suami yang mencintai istrinya, tetapi ia selalu menyakiti istrinya. Jadi ia adalah seorang yang dusta cintanya. Bukti cinta yang benar adalah kepatuhan kepada keinginan orang yang dicintainya. Firman Allah SWT

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia Telah mentaati Allah. dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan.( Q.S.Annisa : 80 )



PERINGKAT DAN KONSEKUENSI CINTA
Cinta termasuk urusan akidah dalam Islam, maka Islam memberikan aturan yang harus dipatuhi dalam cinta mencintai. Seorang yang salah menempatkan prioritas cintanya akan termasuk kedalam syirik ( menyekutukan –Nya ) yang merupaka dosa terbesar dan tidak terampuni.

Urutan Cinta :
1. Cinta tertinggi adalah yang yang disebut cinta menghambar ( ALLAH )
2. Peringkat kedua adalah cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan Islam.
3. Peringkat Ketiga adalah cinta kepada orang – orang beriman dan bertakwa.
4. Peringkat Keempat berupa perhatian mendalam kepada sesama muslim sehingga melahirkan persadaraan Islam
5. Peringkat Kelima berbentuk rasa simpati kepada umat manusia secara umum.
6. Peringkat terakhir hanyalah bentuk lintasan – lintasan dalam pikiran dan tidak sampai masuk ke dalam hati.


KONSEKUENSI CINTA
Seorang yang benar- benar mencintai Allah SWT akan mencintai apa-apa dan siapa – siapa yang dicintai-Nya.Hal ini akan melahirkan loyalitas mutlak ( al walaa ) dan membenci apa-apa, siapa- siapa yang dibenci oleh-Nya hal ini akan melahirkan pemutusan hubungan ( al baraa ) terhadap semua yang dibenci-Nya.