Dzikrul Maut-Sang Petualang

HIDUP DENGAN KESUNGGUHAN,MATI DENGAN KEBAIKAN,,,

Kamis, 08 Maret 2012

Anti Bete Saat Jalanan Macet


Anti Bete Saat Jalanan Macet

Siapa sih yang nggak Bete saat terjebak kemacetan di jalan,Dan itu mungkin kita alami setiap hari saat melintasi jalur Cilegon - Anyer. Tapi tenang.... dengan menyimak tips berikut ini , rasa bete pun bakal hilang
nih dia caranya , yuukk kita simak :
• Hindari melihat antrian,saat terjebak kemacetan sebaiknya tak usah melihat antrian panjang kendaraan lain.sebab , hal itu hanya akan membuat kita terus berfikir ,"kapan kita akan sampai kalau antriannya panjang seperti ini?"akibatnya kita pun jadi makin bete dan stress.
• Menuangkan ide, nah... ide yang terlintas dalam pikiran kita tersebut bisa kita tuangkan.Contohnya setelah melihat aneka gedung berarsitektur indah,kita membuat gambar gedung dengan desain kita sendiri.
• Bersibuk diri dengan ponsel, Manfaatkanlah sebaik mungkin fungsi ponsel kita pada saat terjebak kemacetan.Selain untuk berbicara dan mengirim sms kepada teman ataupun OL liat perkembangan Bisnis Online kita.
• Menghisap permen,kalau di dalam mobil atau tas kita ada permen nggak ada salahnya kita ngisap permen tersebut.Percaya tidak? hal tersebut akan membuat kita lebih santai , enjoy and rilex.
• Membaca, Ada buku atau majalah apa di dalam mobil atau tas kita.dari pada bete saat macet , baca saja buku atau majalah itu, selain gak bete kita pun nambah ilmu..
• Memejamkan mata,Pilihan lainnya kita pejamkan mata. Bayangkan berbagai peristiwa indah yang pernah kita alami , atau renungkan rencana apa yang akan kita lakukan di depan.
• Yakini setiap keadaan tidak ada yang kebetulan,semuanya sudah terencana.

Rabu, 22 Februari 2012

JHON KEI KU SAYANG, JHON KEI KU MALANG...

LUARRRR...dari KEBIASAAN,,, itu yang coba saya ungkapkan ketika mendengar nama "JHON KEI" yang sering disebut belakangan ini baik di TV ataupun media lain,,menarik untuk dijadikan sebagai bahan penambah wawasan dan kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan yang semakin komplek dan "ngejelimet" ini,,sehingga KITA tidak salah dalam menentukan langkah,,,Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(TQS. Al Baqarah : 216)

semoga kita dipantaskan dalam menerima segala amanah yang Allah Berikan,,,ALLAHU AKBAR...................
KOMPAS.com — Pahit dan manis kehidupan tampaknya sudah dialami John Kei (42). Sejak usia belia, John memutuskan keluar dari tanah kelahirannya di Tutrean, Pulau Kei, Maluku, menuju ke Surabaya pada tahun 1986. Setahun kemudian, John datang ke Ibu Kota dan mulai memperkenalkan diri sebagai John Kei kendati nama aslinya adalah John Refra.

John yang sifatnya cuek ini tak malu harus hidup di kolong jembatan saat di Surabaya. Di saat itu, John mulai harus berjuang sendiri untuk hidup. Kehidupan keras anak jalanan ditempuhnya. Dengan watak yang juga keras, John pun mampu bertahan.

Pindah ke Jakarta, keahlian John dalam bergaul dan memberikan pengaruh juga akhirnya berdampak dengan lingkungan barunya di kawasan Berlan, Jakarta Pusat. John kemudian tumbuh sebagai seorang "yang dituakan". Ia pula dipercaya sebagai Ketua Angkatan Muda Kei sejak tahun 1998 dan belum pernah digantikan hingga kini.

Sisi hitam

Berawal dari perjuangan seorang diri, John Kei kini justru memiliki belasan ribu pengikut setianya. Ia juga disebut-sebut memiliki bisnis jasa pengamanan, jasa penagihan, jasa konsultan hukum, dan pemilik sasana tinju Putra Kei yang memberikan kemakmuran tersendiri bagi John dan keluarganya. Tetapi, kehidupan John tidak lepas dari catatan kriminalnya yang cukup panjang.

Bahkan, John Kei sempat disandingkan dengan mafia-mafia di Italia dan diberikan gelar "Godfather Jakarta" karena berbisnis layaknya mafia, tetapi jarang tersentuh aparat kepolisian. Dari rangkaian kasus yang dikaitkan dengan dirinya, John baru sekali divonis penjara.

Perseteruan pertama terjadi pada tanggal 2 Maret 2004. Saat itu, massa dari Basri Sangaji dan John Kei bentrok di Diskotek Stadium, Taman Sari, Jakarta Barat. Sebelum peristiwa itu terjadi, John juga sempat diserang oleh massa Basri di Diskotek Zona sehingga membuat tiga jari tangannya kaku dan tak bisa digerakkan hingga kini.

Pada tanggal 12 Oktober 2004, nama John Kei kembali dikaitkan dengan Basri Sangaji. Basri tewas ditembak di bagian dada saat berada di dalam kamar 301 Hotel Kebayoran Inn, Jakarta Selatan. Di dalam kasus ini, John Kei lolos dari jeratan hukum karena tidak terbukti terlibat.

Namun, pada tanggal 11 Agutus 2008, John bersama adiknya, Tito Refra, benar-benar harus hidup di balik bui. Keduanya divonis delapan bulan penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Surabaya karena menganiaya dua pemuda, yakni Charles Refra dan Remi Refra, di Maluku. Jari kedua pemuda itu putus akibat penganiayaan tersebut.

John dan Tito akhirnya ditangkap oleh Densus 88 di Desa Ohoijang, Kota Tual, Maluku Tenggara. Saat itu, rencana persidangan akan digelar di Maluku, tetapi karena ada ancaman dari para pendukung John akhirnya sidang digelar di PN Surabaya. Loyalis-loyalis John Kei juga kembali membuat ulah.

Pada 4 April 2010, massa Kei bentrok di klub Blowfish dengan massa Thalib Makarim dari Ende, Flores. Dua anak buah John tewas. Perseteruan antara massa dari Flores dengan loyalis John juga kembali terjadi saat persidangan kasus Blowfish digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 29 September 2010. Pada bentrok yang disertai dengan suara tembakan dan dikenal dengan peristiwa "Ampera Berdarah" itu, dua anggota kelompok John Kei tewas dan seorang sopir Kopaja juga turut menjadi korban. Saat itu, adiknya Tito mendapatkan luka tembak di dada dan nyaris masuk ke jantung. Namun, beruntung, Tito berhasil selamat.

Terakhir, John Kei kembali harus berurusan dengan aparat dalam kasus pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung (45) di Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada tanggal 26 Januari 2012 lalu. Ayung tewas bersimbah darah dengan 32 luka tusukan di pinggang, leher, dan perut. John pun diduga menjadi dalang dalam pembunuhan Ayung yang merupakan klien pengguna jasa penagihannya.

Saat ini, kepolisian sedang membuka lagi kasus-kasus lama di mana John Kei lolos dari jerat hukum.

Sisi putih

Adik kandung John Kei, Tito Kei, membantah bahwa kasus-kasus yang disebutkan tadi terkait semua dengan John Kei.

"Terkadang ada adik-adik kita yang buat onar dan bilangnya anak buah John Kei. Padahal, sama sekali tidak disuruh, karena kadang mereka kesal kakak saya diapain, terus mereka tidak terima dan bertindak sendiri," ungkap Tito, Selasa (21/2/2012), dalam perbincangan dengan Kompas.com di Rumah Sakit Polri Soekanto, Jakarta.

Ia mengatakan, meski secara fisik kakaknya terlihat seram dan galak, sebenarnya dia adalah sosok penyayang. "Coba saja yang kenal dekat dia. Pasti akan bilang dia orang paling baik karena dia sangat peduli dengan adik-adik atau orang-orang susah. Orangnya dermawan," tutur Tito.

Contoh kedermawanan John, imbuh Tito, ada dengan pembangunan sebuah gereja dan rumah pastor di kampung halaman mereka di Pulau Kei. John di sana menjadi penasihat pembangunan gereja, sedangkan Tito ketua pelaksananya.

"Kami mulai dari nol. Tukang dan bahan semua kami bawa dari Jawa. Rencananya April 2013 akan pemberkatan gereja," imbuhnya. Gereja itu dibangun selama empat tahun dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Dana pembangunan didapat dari pemerintah daerah sebesar Rp 100 juta. "Tapi gereja itu biayanya miliaran, akhirnya kakak saya yang bantu semua," paparnya.

Selain membangun gereja, John juga memutuskan untuk membantu 20 rumah warga di Pulau Kei yang masih beratapkan jerami. Dia juga sempat membantu Umar Kei, keponakan John Kei, dengan memberikan lampu-lampu taman di halaman masjid. "Kalau ada yang bilang John Kei dan Umar Kei itu berseteru, itu tidak benar. Perseteruan itu hal yang biasa, tapi kami bisa rujuk lagi," imbuhnya.

Dengan sifat John Kei yang peduli itu, Tito menjadikan sosok John sebagai idola di dalam keluarga. "Saya tidak mungkin ada di Jakarta ini kalau tanpa bantuan dia," katanya. Tito mengetahui bahwa banyak orang yang mencap kakaknya layaknya seorang gangster. "Itu terserah orang menilai kami bagaimana. Kami tidak bisa halangi," tandasnya.

Selasa, 22 November 2011

Kunikahi Engkau Dengan Mahar Muslihat


Kunikahi Engkau Dengan Mahar Muslihat
Cilegon, 23 Nopember 2011

8 tahun telah berlalu, kini kutemui diriku termangu pada kenangan masa lalu bersama Sabri sahabat terbaikku. Dialah sahabat yang dulu dikampus bersama diriku menerobos matahari, berteriak meminta harga-harga diturunkan. Aku merindukanmu, kangen pada secangkir kopi miskin gula, dan setengah bungkus rokok yang patungan kami beli bersama. Keterbatasan kami, adalah kebahagiaan saat kekurangan itu kami bumbui tawa renyah mengejek kemelaratan.




Kunikahi Engkau Dengan Mahar Muslihat
Adalah karena kita pejantan, maka kumbang harus mengikuti dimana bunga bisa mekar bertumbuh. Engkau pergi dan akupun harus demikian. Perempuan bersahaja, manis dan manja yang engkau kenalkan padaku saat itu, kini telah menjadi ibu anak-anakku. Aikha, kekasihku juga telah kupersunting dengan uang mahar yang lumayan tinggi. Alhamdulillah, sawah lima petak, sapi enam ekor dan penghasilan sawah warisanku selama dua musim, kini telah berpindah tangan untuk mempersunting belahan jiwaku. Tinggallah kini diriku harus membeli beras, karena sawah tak lagi jadi milikku. Aku dendam dengan tingginya mahar, walau aku tahu itu bahagian dari tradisi suku di kampungku. Alasannya klise, untuk mengangkat harkat keluarga.

Aku menertawai diri-ku yang memalukan ini. Kata seorang bijak, ketika kita sudah menertawai tentang kita dimasa lalu, maka itu bertanda kedewasaan. Uang Mahar atau uang belanja pernikahan, yang dalam bahasa Makassar disebut uang panai, memang selalu menjadi kendala bagi pemuda lajang yang hendak merencanakan pernikahan di komunitas suku dimana diriku menemukan identitas. Entah, ini hasil penelitian atau bukan, muasal banyaknya lelaki perantau dimasa lalu, keluar dari wilayah bermukimnya salah satunya penyebabnya karena tingginya mahar. Gagal menikah adalah malu bagi lelaki Bugis-Makassar. Malu yang tak tertahankan hanya bisa dibayar dengan kematian atau merantau.

Lebih parah lagi, semakin tinggi status sosial dan ekonomi perempuan tersebut juga maharnya akan melonjak pula. Maaf, harga mahar di pasaran, saat ini bisa menembus angka 50 sampai 100 juta, bahkan jauh lebih dari itu, jikalau orang tua si perempuan adalah seorang pejabat atau pengusaha. Kawanku, yang dulu bersamaku mengejek kemiskinan di kamar kos kami, punya strategi lihai mengelabui ayah calon istrinya.

Layla istrinya yang kini ia telah persunting, adalah seorang Pegawai Negeri Sipil ketika itu. Sahabatku, yang baru saja menyelesaikan gelar sarjananya, masih berstatus sebagai pendaftar PNS yang sudah dua kali tidak lulus alias pengangguran, tetapi tetap bergaya jumawa untuk menipu si Ayah gadis yang dicintainya. Lamaran sudah dilaksanakan, tawar menawar harga telah disepakati. Dari harga 45 Juta Rupiah berhasil di tawar 40 juta, plus satu ekor sapi, sebidang sawah dan 200 Kg beras.

Keluarga Sabri sahabatku itu, yang hanya seorang pesiunan penjaga mercusuar, sebenarnya tak mampu memenuhi mahar sebanyak itu. Sabri yang kebelet kawin, tak hilang akal. Iapun melancarkan muslihat dengan meyakinkan keluarganya bahwa bulan depan Ia akan mendapatkan proyek dengan laba, senilai lebih dari harga mahar itu. Karena lamaran adalah persoalan harga diri, maka pesta walimah pun disepakati waktunya, yakni tiga bulan setelah lamaran itu disepakati. Dan proyek yang dijanjikan itu, tidak lebih hanya bualan belaka.

Dua bulan sebelum acara, Sabri datang kepadaku untuk memohon ijin bunuh diri kalau aku tidak membantunya mencarikan uang mahar buatnya, yang sampai saat ketika itu belum sepeserpun ia dapatkan. Bahkan saking melaratnya, ia memintaku membelikannya rokok, sebaga obat sementara karena depresi yang membatu. Ditodong seperti itu, aku tak mampu berbuat apa-apa. Selama ini saya dan Sabri hanyalah penertawa kemiskinan dan pengarang puisi tentang penderitaan. Lha, kok tiba-tiba dia datang memelas memintaku untuk segera kaya mendadak dan meminjaminya uang 40 Juta. Mustahil Bin Ajaib, kataku ketika itu. Tak ada solusi yang aku berikan kecuali motivasi untuk berjuang, dan berjanji untuk mendoakan nya, serta memohonnya agar ia tidak mati dengan cara bunuh diri. Bunuh diri adalah kematian yang tidak keren menurutku.

Seminggu kemudian, ia kembali datang kepadaku, dengan muka yang tidak lagi sekusam seperti minggu lalu. Mungkin ada harapan. Dalam batinku menebak, entah bank apa yang habis dirampok sahabatku ini. Walau mukanya tidak memelas lagi, tapi tetap nampak ketegangan di dirinya. Jangan-jangan, Ia datang sebagai buronan.

“Gimana Sab, doa ku terkabul kan?”.., kataku bercanda berusaha menghilangkan ketegangannya. Sabri hanya diam, kemudian bertanya balik kepadaku.

“Apakah bisa, seorang perempuan memberi mahar untuk dirinya sendiri?”

“Maksudmu”

“Layla-kan seorang PNS. Gajinya sudah cukup untuk mengusul kredit”

“Maksudmu, kredit PNS Layla engkau akan jadikan uang mahar untuk dirinya?”

“Iya”

Diam-diam aku mengakui kecerdasannya dalam bermuslihat. Memanipulasi adat dengan kecerdasannya sebagai sarjana pengangguran. “He, bisa tidak. Kenapa bengong!” Sabri menghardikku, karena merasa tidak direspon. Saya mengiyakan dengan pelan, dan kemudian kami berdua tertawa lepas merayakan kemenangan. Solusinya ternyata mudah. Saya bertugas untuk membujuk Layla dalam satu pertemua rahasia, karena Sabri malu untuk melakukannya. Pada waktu yang ditentukan, saya mulai meyakinkan Layla.

“Sabri, lelaki yang begitu mencintaimu, akan pergi merantau kalau pernikahannya denganmu batal, hanya karena mahar, yang dia tidak mampu penuhi. Bahkan minggu lalu, dia datang kepadaku untuk menyatakan pamit karena dia ingin merantau atau bunuh diri saja. Aku melarangnya, karena turut merasa bahagia melihat kalian berdua bersanding di pelaminan”, kataku kepada Layla ketika itu. Layla, dengan nada khawatir meminta diriku untuk mencarikannya solusi. Nah, disinilah awal kesuksesan konsolidasi nurani ini.

“Layla, jikalau kau memang betul-betul mencintai Sabri. Maka engkau harus siap berkorban buatnya”

“Bagaimana caranya Kak”

“Apapun yang terjadi setelah kalian menikah nanti, akan menjadi urusanmu. Bukan urusan orang tua kalian. Persoalan ekonomi akan kalian tanggung sendiri”. Aku menambahkan, bahwa banyak yang sudah mengalami betapa setelah menikah itu, Allah sediakan rejeki sendiri. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an; “Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha mengetahui” (QS An-Nur: 32)

“Iya Kak. Aku tahu, tapi bagaimana cara membantunya”

“Saya sebenarnya malu menyampaikan hal ini, dan Sabri pun tidak tahu, karena sementara ini Ia masih pusing mencari pinjaman untuk mahar buatmu, tapi ia belum mendapatkannya, sementara waktu semakin mendesak. Aku yakin dia tidak akan mendapatkannya. Dan akan malu”

“Aku tahu Kak, Tolong berikan solusi. Saya sangat mencintainya. Apapun yang bisa aku lakukan buatnya….”. Nah, pada titik kulminasi ini. Saya mengatakan dengan pelan kepada Layla, bahwa Ia harus membantu Sabri dengan menggunakan SK PNS nya untuk mencairkan kredit di Bank. Aku harus mengatakan dengan hati-hati, seolah ini murni dari aku yang menawarkan solusi, tetapi sebenarnya aku hanyalah aktor yang disutradarai Sabri kekasihnya.

“Iya Kak, kalau itu yang harus saya lakukan. Besok, aku akan ke Bank, dan uangnya kuberikan kepada Kakak, untuk Sabri”

Dalam hati,aku kegirangan bukan kepalang. Berita gembira ini, aku sampaikan ke Sabri melalui telepon. Dibalik telepon Ia terdiam, Sabri menangis. Rasa girang ini pun berubah menjadi haru, termasuk diriku. Harga diri yang diukur dengan hitungan materil untuk mempersunting gadis yang dicintai, sungguh telah menghempaskan harga dirinya. Sabri sebagai lelaki dengan lingkungan suku yang mendagradasi nilai mahar dengan materi, merasa bahwa harga dirinya terinjak-injak dengan muslihatnya sendiri, hanya karena pernikahan yang katanya suci dan bahagian dari ibadah itu ternyata kalah oleh tradisi dengan mahar yang tinggi.

Permudahlah pernikahan dan persulitlah perceraian, itulah anjuran Nabi dalam haditsnya, yang hanya mensyaratkan seperangkat alat shalat sebagai mahar, yang harganya tidak lebih dari seratus ribu saat ini. Bahkan bisa dengan hanya sebentuk cincin dari besi ataupun sekedar hafalan Al Qur’an. Pernikahan adalah Ibadah dan pernikahan adalah menyempurnakan separuh agama, seolah dihempaskan jauh-jauh karena sebuah harga diri keluarga dan tradisi yang sedikit berbau komersil. Itu delapan tahun yang lalu, dan kini Sabri, Layla istrinya dan anak-anaknya telah bertumbuh sebagai keluarga yang sederhana. Sepuluh tahun waktu kreditnya, dua tahun lagi akan selesai. Ternyata sahabatku yang baik itu, belum melunasi cicilan pernikahannya. Kunikahi Engkau Dengan Mahar Muslihat – Andi Harianto

Rabu, 28 September 2011

"CUKUP"

http://squeelink.files.wordpress.com/2010/04/world-earth-day1.jpg

Dalam hidup ini hanya ada 3 hari, yaitu
Yang pertama;

Hari kemarin. (PAST)

Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

Yang kedua:

Hari esok. (FUTURE)

Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...

Yang tersisa kini hanyalah :

Hari ini. (PRESENT)

Pintu masa lalu telah tertutup;
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.

Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri

Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan SEKARANG juga!!!!!!

Kamis, 22 September 2011

MasyaAllah...


Pada akhir tahun 2003, sebelas malam istri saya tidak bisa tidur. Katanya, “Mas, mungkin saya kurang dibelai. Susah tidur.” Sudah saya belai-belai tapi tidak tidur-tidur juga. Akhirnya saya membawa istri saya ke Rumah Sakit Citra Insani yang kebetulan dekat dengan rumah saya. Sudah 3 hari diperiksa tapi tidak ketahuan penyakitnya. Tidak ada hasil. Kemudian saya pindahkan istri saya ke Rumah sakit Azra, Bogor. Selama berada di Rumah sakit Azra, istri saya setiap malam minum 3 galon aqua. Ya, 3 galon aqua. Karena badannya selalunya panas sehingga ia selalu kehausan; kehausan yang mencekik kerongkongan. Selama 3 bulan dirawat di Azra, penyakit istri saya belum juga diketahui penyakitnya.
Akhirnya saya putuskan untuk pindah ke Rumah sakit Harapan Mereka di Jakarta. Ya, harapan mereka karena mahal, kalau harapan kita mah murah. Satu malam berada di ruang ICU pada waktu itu senilai 2,5 juta. Istri saya waktu itu langsung di rawat di ruang ICU. Badan istri saya –maaf- tidak memakai sehelai pakaian pun. Dengan ditutupi kain, badan istri saya penuh dengan kabel yang disambungkan ke monitor untuk mengetahui keadaan istri saya. Selama 3 minggu, penyakit istri belum bisa teridentifikasi, penyakit apa sebenarnya.
Kemudian pada minggu ke-tiga, seorang dokter yang menangani istri saya menemui saya dan bertanya, “Pak Jamil, kami minta izin kepada pak Jamil untuk mengganti obat istri bapak.”
“Dok, kenapa hari ini dokter minta izin kepada saya, padahal setiap hari saya memang gonta-ganti mencari obat untuk istri saya, lalu kenapa hari ini dokter minta izin ?”
“Ini beda pak Jamil. Obatnya lebih mahal dan obat ini nantinya disuntikkan ke istri bapak.”
“Berapa harganya dok?”
“Obat untuk satu kali suntik 12 juta pak.”
“Satu hari berapa kali suntik dok?”
“Sehari 3 kali suntik.”
“Berarti sehari 36 juta dok?”
“Iya pak Jamil.”
“Dok, 36 juta bagi saya itu besar sedangkan tabungan saya sekarang hampir habis untuk menyembuhkan istri saya. Tolong dok, periksa istri saya sekali lagi. Tolong temukan penyakit istri saya dok.”
“Pak Jamil, kami juga sudah berusaha namun kami belum menemukan penyakit istri bapak. Kalau pak Jamil tahu, kami sudah mendatangkan perlengkapan dari Cipto dan banyak laboratorium namun penyakit istri bapak tidak ketahuan.”
“Tolong dok…., coba dokter periksa sekali lagi. Dokter yang memeriksa dan saya akan berdoa kepada Rabb saya. Tolong dok dicari”
“Pak jamil, janji ya kalau setelah pemeriksaan ini kami tidak juga menemukan penyakit istri bapak, maka dengan terpaksa kami akan mengganti obatnya.” Kemudian dokter memeriksa lagi.
“Iya dok.”
Setelah itu saya pergi ke mushola untuk shalat dhuha dua rekaat. Selesai shalat dhuha, saya berdoa dengan menengadahkan tangan memohon kepada Allah, -setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Rasululloh, “Ya Allah, ya Tuhanku….., gerangan maksiat apa yang aku lakukan. Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga engkau menguji aku dengan penyakit istriku yang tak kunjung sembuh. Ya Allah, aku sudah lelah. Tunjukkanlah kepadaku ya Allah, gerangan energi negatif apakah yang aku lakukan sehingga istriku sakit tak kunjung sembuh ? sembuhkanlah istriku ya Allah. Bagimu amat mudah menyembuhkan penyakit istriku semudah Engkau mengatur milyaran planet di muka bumi ini ya Allah.”
Kemudian secara tiba-tiba ketika saya berdoa, “Ya Allah, gerangan maksiat apa yang pernah aku lakukan? Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga aku diuji dengan penyakit istriku tak kunjung sembuh?” saya teringat kejadian berpuluh-puluh tahun yang lalu, yaitu ketika saya mengambil uang ibu sebanyak 125 rupiah.
Dulu, ketika kelas 6 SD, Spp saya menunggak 3 bulan. Pada waktu itu Spp bulanannya adalah 25 rupiah. Setiap pagi wali kelas memanggil dan menanyakan saya, “Jamil, kapan mbayar spp ? Jamil, kapan mbayar spp ? Jamil, kapan mbayar spp ?” malu saya. Dan ketika waktu istrirahat saya pulang dari sekolah, saya menemukan ada uang 125 rupiah di bawah bantal ibu saya. Saya mengambilnya. 75 rupiah untuk membayar Spp dan 50 rupiah saya gunakan untuk jajan.
Saya kemudian bertanya, kenapa ketika berdoa, “Ya Allah, gerangan maksiat apa? Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga penyakit istriku tak kunjung sembuh?” saya diingatkan dengan kejadian kelas 6 SD dulu ketika saya mengambil uang ibu Padahal saya hampir tidak lagi mengingatnya ??. Maka saya berkesimpulan mungkin ini petunjuk dari Allah. Mungkin inilah yang menyebabkan istri saya sakit tak kunjung sembuh dan tabungan saya hampir habis.
Setelah itu saya menelpon ibu saya, “Assalamu’alaikum ma…”
“Wa’alaikumus salam mil….” Jawab ibu saya.
“Bagaimana kabarnya ma ?”
“Ibu baik-baik saja mil.”
“Trus, bagaimana kabarnya anak-anak ma ?”
“Mil, mama jauh-jauh dari Lampung ke Bogor untuk menjaga anak-anakmu. Sudah kamu tidak usah memikirkan anak-anakmu, kamu cukup memikirkan istrimu saja. Bagaimana kabar istrimu mil, bagaimana kabar Ria nak ?” –dengan suara terbata-bata dan menahan sesenggukan isak tangisnya-.
“Belum sembuh ma.”
“Yang sabar ya mil.”
Setelah lama berbincang sana-sini –dengan menyeka butiran air mata yang keluar-, saya bertanya, “Ma…, mama masih ingat kejadian beberapa tahun yang lalu ?”
“Yang mana mil ?”
“Kejadian ketika mama kehilangan uang 125 rupiah yang tersimpan di bawah bantal ?”
Kemudian di balik ujung telephon yang nun jauh di sana, mama berteriak, -ini yang membuat bulu roman saya merinding setiap kali mengingatnya- “Mil, sampai mama meninggal, mama tidak akan melupakannya.” -suara mama semakin pilu dan menyayat hati-, “Gara-gara uang itu hilang, mama dicaci-maki di depan banyak orang. Gara-gara uang itu hilang mama dihina dan direndahkan di depan banyak orang. Pada waktu itu mama punya hutang sama orang kaya di kampung kita mil. Uang itu sudah siap dan mama simpan di bawah bantal namun ketika mama pulang, uang itu sudah tidak ada. Mama memberanikan diri mendatangi orang kaya itu, dan memohon maaf karena uang yang sudah mama siapkan hilang. Mendengar alasan mama, orang itu merendahkan mama mil. Orang itu mencaci-maki mama mil. Orang itu menghina mama mil, padahal di situ banyak orang. rasanya mil. Mamamu direndahkan di depan banyak orang padahal bapakmu pada waktu itu guru ngaji di kampung kita mil tetapi mama dihinakan di depan banyak orang. SAKIT. SAKIT. SAKIT rasanya.”

Dengan suara sedu sedan setelah membayangkan dan mendengar penderitaan dan sakit hati yang dialami mama pada waktu itu, saya bertanya, “Mama tahu siapa yang mengambil uang itu ?”
“Tidak tahu mil…mama tidak tahu.”
Maka dengan mengakui semua kesalahan, saya menjawab dengan suara serak, “Ma, yang mengambil uang itu saya ma….., maka melalui telphon ini saya memohon keikhlasan mama. Ma, tolong maafkan jamil ma…., jamil berjanji nanti kalau bertemu sama mama, jamil akan sungkem sama mama. Maafkan saya ma, maafkan saya….”
Kembali terdengar suara jeritan dari ujung telephon sana, “Astaghfirullahal ‘Azhim….. Astaghfirullahal ‘Azhim….. Astaghfirullahal ‘Azhim…..Ya Allah ya Tuhanku, aku maafkan orang yang mengambil uangku karena ia adalah putraku. Maafkanlah dia ya Allah, ridhailah dia ya Rahman, ampunilah dia ya Allah.”
“Ma, benar mama sudah memaafkan saya ?”
“Mil, bukan kamu yang harus meminta maaf. Mama yang seharusnya minta maaf sama kamu mil karena terlalu lama mama memendam dendam ini. Mama tidak tahu kalau yang mengambil uang itu adalah kamu mil.”
“Ma, tolong maafkan saya ma. Maafkan saya ma?”
“Mil, sudah lupakan semuanya. Semua kesalahanmu telah saya maafkan, termasuk mengambil uang itu.”
“Ma, tolong iringi dengan doa untuk istri saya ma agar cepat sembuh.”
“Ya Allah, ya Tuhanku….pada hari ini aku telah memaafkan kesalahan orang yang mengambil uangku karena ia adalah putraku. Dan juga semua kesalahan-kesalahannya yang lain. Ya Allah, sembuhkanlah penyakit menantu dan istri putraku ya Allah.”
Setelah itu, saya tutup telephon dengan mengucapkan terima kasih kepada mama. Dan itu selesai pada pukul 10.00 wib, dan pada pukul 11.45 wib seorang dokter mendatangi saya sembari berkata, “Selamat pak jamil. Penyakit istri bapak sudah ketahuan.”
“Apa dok?”
“Infeksi prankeas.”
Saya terus memeluk dokter tersebut dengan berlinang air mata kebahagiaan, “Terima kasih dokter, terima kasih dokter. Terima kasih, terima kasih dok.”
Selesai memeluk, dokter itu berkata, “Pak Jamil, kalau boleh jujur, sebenarnya pemeriksaan yang kami lakukan sama dengan sebelumnya. Namun pada hari ini terjadi keajaiban, istri bapak terkena infeksi prankeas. Dan kami meminta izin kepada pak Jamil untuk mengoperasi cesar istri bapak terlebih dahulu mengeluarkan janin yang sudah berusia 8 bulan. Setelah itu baru kita operasi agar lebih mudah.”
Setelah selesai, dan saya pastikan istri dan anak saya selamat, saya kembali ke Bogor untuk sungkem kepada mama bersimpuh meminta maaf kepadanya, “Terima kasih ma…., terima kasih ma.”. Namun…., itulah hebatnya seorang ibu. Saya yang bersalah namun justru mama yang meminta maaf. “Bukan kamu yang harus meminta maaf mil, mama yang seharusnya minta maaf.”
Pesan pak Jamil di akhir kisah, “Kalau kita punya kesalahan sama mama kita, maka mintalah maaf kepadanya, dan jangan menunggu waktu lebaran. Kenapa istri saya sakit tidak kunjung sembuh dan uang tabungan saya habis ? karena itu terkuras oleh energi negatif saya berupa mengambil uang. Uang itu memang tidak seberapa, 125 rupiah namun karena energi dicaci, direndahkan dan diremehkan di depan banyak orang terkumpul menjadi satu dan itu sangat membuat ibu saya tersiksa, dan mungkin mendoakan kejelekan kepada orang yang mengambil uangnya, maka hal itu sudah cukup menguras uang tabungan saya dan ujian berupa sakitnya istri yang tidak kunjung sembuh. Energi negatif berbuah negatif dan energi positif berbuah positif.”
Kisah di atas disampaikan oleh pak Jamil Zaini (Trainer Asia Tenggara), Kubik, Jakarta. Dalam acara buka bersama dengan tema, “Inspiring the Spirit of Life.” Dan bertempat di madrasah al-Azhar, Solo Baru, 20 Oktober 2006.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Berhati-hatilah kalian terhadap do’anya ke dua orang tua karena do’a mereka bisa menambah rizki dan memulihkan penyakit, atau mendatangkan malapetaka dan mengundang bencana.” (Thobaqotus Syafi’iyyah Al-Kubro : 2/328-329 dan At-Tawwabin : 1/237-241).

Rabu, 21 September 2011


Pernikahan itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.
Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.
Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.
Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.
Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.
Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama
Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.
Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.
Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”. Sang istri pun bad rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.
Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …
Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.
Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.
Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.
Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.
(Diterjemahkan dari kisah yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya)

Jumat, 19 Agustus 2011

HAMBA TAUBAT PADA-MU

Keengganan orang-orang yang jauh dari agama untuk taat kepada Allah menyebabkan mereka terus-menerus menderita perasaan tidak nyaman, khawatir dan stres. Akibatnya, mereka terkena berbagai ragam penyakit kejiwaan yang mewujud pada keadaan raga mereka. Tubuh mereka lebih cepat mengalami kerusakan, dan mereka mengalami penuaan yang cepat dan melemah.
Sebaliknya, karena orang-orang beriman sehat secara kejiwaan, mereka tidak terkena stres, atau berkecil hati, dan jasmani mereka senantiasa prima dan sehat. Pengaruh baik akibat ketundukan mereka kepada Allah, tawakal mereka kepada-Nya dan kepribadian kokoh mereka, kemampuan melihat kebaikan dalam segala hal, dan ridha dengan apa yang terjadi sembari berharap akan janji-Nya, tercermin dalam penampilan raga mereka. Hal ini tentu saja dialami oleh mereka yang menjalani hidupnya sesuai ajaran Al Qur'an, dan yang benar-benar memahami agama. Tentu saja mereka pun dapat menderita sakit dan pada akhirnya mengalami penuaan, namun proses alamiah ini tidak disertai dengan kerusakan pada sisi kejiwaan sebagaimana yang dialami oleh selainnya.
Stres dan depresi, yang dianggap sebagai penyakit zaman kita, tidak hanya berbahaya secara kejiwaan, tapi juga mewujud dalam berbagai kerusakan tubuh. Gangguan umum yang terkait dengan stres dan depresi adalah beberapa bentuk penyakit kejiwaan, ketergantungan pada obat terlarang, gangguan tidur, gangguan pada kulit, perut dan tekanan darah, pilek, migrain [sakit kepala berdenyut yang terjadi pada salah satu sisi kepala dan umumnya disertai mual dan gangguan penglihatan] , sejumlah penyakit tulang, ketidakseimbangan ginjal, kesulitan bernapas, alergi, serangan jantung, dan pembengkakan otak. Tentu saja stres dan depresi bukanlah satu-satunya penyebab semua ini, namun secara ilmiah telah dibuktikan bahwa penyebab gangguan-gangguan kesehatan semacam itu biasanya bersifat kejiwaan.
Stres, yang menimpa begitu banyak orang, adalah suatu keadaan batin yang diliputi kekhawatiran akibat perasaan seperti takut, tidak aman, ledakan perasaan yang berlebihan, cemas dan berbagai tekanan lainnya, yang merusak keseimbangan tubuh. Ketika seseorang menderita stres, tubuhnya bereaksi dan membangkitkan tanda bahaya, sehingga memicu terjadinya beragam reaksi biokimia di dalam tubuh: Kadar adrenalin dalam aliran darah meningkat; penggunaan energi dan reaksi tubuh mencapai titik tertinggi; gula, kolesterol dan asam-asam lemak tersalurkan ke dalam aliran darah; tekanan darah meningkat dan denyutnya mengalami percepatan. Ketika glukosa tersalurkan ke otak, kadar kolesterol naik, dan semua ini memunculkan masalah bagi tubuh.
Oleh karena stres yang parah, khususnya, mengubah fungsi-fungsi normal tubuh, hal ini dapat berakibat sangat buruk. Akibat stres, kadar adrenalin dan kortisol di dalam tubuh meningkat di atas batas normal. Peningkatan kadar kortisol dalam rentang waktu lama berujung pada kemunculan dini gangguan-gangguan seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, luka pada permukaan dalam dinding saluran pencernaan, penyakit pernapasan, eksim dan psoriasis [ sejenis penyakit kulit yang ditandai oleh pembentukan bintik-bintik atau daerah berwarna kemerahan pada kulit, yang tertutupi oleh lapisan tanduk berwarna perak] . Kadar kortisol yang tinggi dapat berdampak pada terbunuhnya sel-sel otak. Sejumlah gangguan akibat stres digambarkan dalam sebuah sumber sebagaimana berikut:
Terdapat kaitan penting antara stres dan tegang [penegangan], serta rasa sakit yang ditimbulkannya. Penegangan yang diakibatkan stres berdampak pada penyempitan pembuluh darah nadi, gangguan pada aliran darah ke daerah-daerah tertentu di kepala dan penurunan jumlah darah yang mengalir ke daerah tersebut. Jika suatu jaringan mengalami kekurangan darah hal ini akan langsung berakibat pada rasa sakit, sebab suatu jaringan yang di satu sisi mengalami penegangan mungkin sedang membutuhkan darah dalam jumlah banyak dan di sisi lain telah mendapatkan pasokan darah dalam jumlah yang kurang akan merangsang ujung-ujung saraf penerima rasa sakit. Di saat yang sama zat-zat seperti adrenalin dan norepinefrin, yang mempengaruhi sistem saraf selama stres berlangsung, juga dikeluarkan. Hal ini secara langsung atau tidak langsung meningkatkan dan mempercepat penegangan otot. Demikianlah, rasa sakit berakibat pada penegangan, penegangan pada kecemasan, dan kecemasan memperparah rasa sakit.
Akan tetapi, salah satu dampak paling merusak dari stres adalah serangan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang agresif, khawatir, cemas, tidak sabar, dengki, suka memusuhi dan mudah tersinggung memiliki peluang terkena serangan jantung jauh lebih besar daripada orang yang tidak memiliki kecenderungan sifat-sifat tersebut.
Alasannya adalah bahwa rangsangan berlebihan pada sistem saraf simpatetik [yakni sistem saraf yang mengatur percepatan denyut jantung, perluasan bronkia, penghambatan otot-otot halus sistem pencernaan makanan, dsb.], yang dimulai oleh hipotalamus, juga mengakibatkan pengeluaran insulin yang berlebihan, sehingga menyebabkan penimbunan kadar insulin dalam darah. Ini adalah permasalahan yang teramat penting. Sebab, tak satu pun keadaan yang berujung pada penyakit jantung koroner memainkan peran yang sedemikian paling penting dan sedemikian berbahaya sebagaimana kelebihan insulin dalam darah.
Para ilmuwan telah mengetahui bahwa semakin parah tingkat stres, maka akan semakin lemahlah peran positif sel-sel darah merah di dalam darah. Menurut sebuah penelitian yang dikembangkan oleh Linda Naylor, pimpinan perusahaan alih teknologi Universitas Oxford, pengaruh negatif berbagai tingkatan stres pada sistem kekebalan tubuh kini dapat diukur.
Terdapat kaitan erat antara stres dan sistem kekebalan tubuh. Stres kejiwaan memiliki dampak penting pada sistem kekebalan dan berujung pada kerusakannya. Saat dilanda stres, otak meningkatkan produksi hormon kortisol dalam tubuh, yang melemahkan sistem kekebalan. Atau dengan kata lain, terdapat hubungan langsung antara otak, sistem kekebalan tubuh dan hormon. Para pakar di bidang ini menyatakan:
Pengkajian terhadap stres kejiwaan atau stres raga telah mengungkap bahwa selama stres berat berlangsung terjadi penurunan pada daya kekebalan yang berkaitan dengan keseimbangan hormonal. Diketahui bahwa kemunculan dan kemampuan bertahan dari banyak penyakit termasuk kanker terkait dengan stres.
Singkatnya , stres merusak keseimbangan alamiah dalam diri manusia. Mengalami keadaan yang tidak normal ini secara terus-menerus akan merusak kesehatan tubuh, dan berdampak pada beragam gangguan fungsi tubuh. Para ahli menggolongkan dampak buruk dari stres terhadap tubuh manusia dalam sejumlah kelompok utama sebagaimana berikut:
- Cemas dan Panik: Suatu perasaan yang menyebabkan peristiwa tidak terkendali.
- Mengeluarkan keringat yang semakin lama semakin banyak
- Perubahan suara: Berbicara secara gagap dan gugup
- Aktif yang berlebihan: Pengeluaran energi yang tiba-tiba, pengendalian diabetik yang lemah
- Kesulitan tidur: Mimpi buruk
- Penyakit kulit: Bercak, bintik-bintik, jerawat, demam, eksim dan psoriasis .
- Gangguan saluran pencernaan: Salah cerna, mual, luka pada permukaan dalam dinding saluran pencernaan
- Penegangan otot: gigi yang bergesekan atau terkunci, rasa sakit sedikit tapi terus-menerus pada rahang, punggung, leher dan pundak
- Infeksi berintensitas rendah: pilek, dsb.
- Migrain
- Denyut jantung dengan kecepatan yang tidak wajar, rasa sakit pada dada, tekanan darah tinggi
- Ketidakseimbangan ginjal, menahan air
- Gangguan pernapasan, pendek napas
- Alergi
- Sakit pada persendian
- Mulut dan tenggorokan kering
- Serangan jantung
- Melemahnya sistem kekebalan
- Pengecilan di bagian otak
- Perasaan bersalah dan hilangnya percaya diri
- Bingung, ketidakmampuan menganalisa secara benar, kemampuan berpikir yang rendah, daya ingat yang lemah
- Rasa putus asa yang besar, meyakini bahwa segalanya berlangsung buruk
- Kesulitan melakukan gerak atau diam, memukul-mukul dengan irama tetap
- Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau kesulitan melakukannya
- Mudah tersinggung dan sangat peka
- Bersikap yang tidak sesuai dengan akal sehat
- Perasaan tidak berdaya atau tidak berpengharapan
- Kehilangan atau peningkatan nafsu
Kenyataan bahwa mereka yang tidak mengikuti nilai-nilai ajaran agama mengalami "stres" dinyatakan oleh Allah dalam Al Qur'an :
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta..." (QS. Thaahaa, 20:124)
Dalam sebuah ayat lain, Allah telah menyatakan bahwa
" … hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja…" (QS. At Taubah, 9:118)
Kehidupan yang "gelap dan sempit" ini, atau stres, nama yang diberikan di masa kini, adalah akibat ketidakmampuan orang-orang tak beriman untuk menaati nilai-nilai akhlak yang diajarkan agama. Kini, para dokter menyatakan bahwa jiwa yang tenang, damai dan penuh percaya diri sangatlah penting dalam melindungi pengaruh stres. Kepribadian yang tenang dan damai hanya dimungkinkan dengan menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an . Sungguh, telah dinyatakan dalam banyak Al Qur'an bahwa Allah akan memberikan "ketenangan" dalam diri orang-orang beriman. (Al Qur'an , 2:248, 9:26, 40, 48:4, 18) Janji Tuhan kita terhadap orang-orang beriman telah dinyatakan sebagaimana berikut:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS, An Nahl, 16: 97)

Selasa, 09 Agustus 2011

BUTUH MOTIVASI


Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan

bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.

Karena keseimbangan sikap adalah penentu

ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita

adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba

itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda

sukai. Dan seringkali anda menghindari orang

yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah

Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi

pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus

belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang

menghalangi

pencapaian kecemerlangan hidup yang di

idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa

kesenangan adalah cara gembira menuju

kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda

takut kehilangan yang telah dimiliki, karena

dengannya anda merendahkan nilai yang bisa

anda capai melalui perubahan itu

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila

anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara

lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila

cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.

Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap

anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong

bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada

kesempatan adalah orang muda yang tidak

pernah menua ; tetapi pemuda yang

berorientasi

pada keamanan, telah menua sejak muda

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara

kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku

seperti orang yang terus memeras jerami untuk

mendapatkan santan

Bila anda belum menemukan pekerjaan yang sesuai

dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan

anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang

yang berbakat

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani

daripada orang kaya yang penakut. Karena

sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa

depan yang akan mereka capai

Rabu, 03 Agustus 2011

KEDAHSYATAN SIKSAAN DI ALAM KUBUR

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa' bin Aazib r.a. berkata: "Kami bersama Nabi Muhammad S.A.W keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi Muhammad S.A.W duduk dan kami duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad S.A.W mengorek-ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda: "Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.". Nabi Muhammad s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali." Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda:

"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari surga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikul maut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: "Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridhaNya."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi: "Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatas bumi, lalu dibawa naik, maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang harum ini?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan sehingga sampai ke langit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman: "Catatlah suratnya di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan didalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya." Maka kembalilah roh ke jasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Agamaku Islam" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Dia utusan Allah". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya" Maka terdengar suara: "Benar hamba-Ku, maka berikan padanya hamparan dari surga serta pakaian surga dan bukakan untuknya pintu yang menuju ke surga, supaya ia mendapat bau surga dan hawa surga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata." Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata: "Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Saya amalmu yang baik." Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan-kawanku."

Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akihirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikulmaut dan duduk disamping kepalanya lalu berkata: "Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah." Maka tersebar disemua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan." dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya. Kemudian Nabi Muhammad S.A.W membaca ayat: "Laa tufattahu lahum abwabus samaa'i, wala yad khuluunal jannata hatta yalijal jamalu fisamil khiyaath." (Yang Artinya) "Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk surga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum."

Kemudian diperintahkan: "Tulislah orang itu dalam sijjin." Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu saja sebagaimana ayat "Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro minassama'i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq." (Yang Artinya) "Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam."

Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didalam kubur, lalu didatangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: ""Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Maka terdengar suara seruan dari langit: "Dusta hamba-Ku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rosak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: "Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu." Lalu ia bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Aku amalmu yang jelek." Lalu ia berkata: "Ya Tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat."

Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Seorang mukmin jika sakaratulmaut didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi misik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut didalam adunan sambil dipanggil: "Ya ayyatuhannafsul muth ma'innatur ji'i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah." (Yang Berarti) "Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah." Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa ke illiyyin. Adapun orang kafir jika sakaratulmaut didatangi oleh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil dikatakan kepadanya: "Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu ketempat yang rendah hina dan siksa-Nya, maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa ke sijjin."

Alfaqih Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan di kubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari Al-quran cukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah S.W.T. memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa yaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa cambuk dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang."

Abu-Laits berkata: "Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus menjalankan (wajib) Empat dan meninggalkan Empat yaitu:
* Menjaga sholat lima waktu
* Banyak bersedekah
* Banyak membaca Al-quran
* Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal'aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah)

Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah:
* Dusta
* Khianat
* Adu Domba
*Menjaga kencing.
Sebab Nabi Muhammad S.A.W pernah bersabda: "Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur itu karena kencing. (Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.)

Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Innallahha ta'ala kariha lakum arba'a: Al'abatsu fishsholaati, wallagh wu filqira'ati, warrafatsu fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. (Yang Artinya) Sesungguhnya Allah tidak suka padamu empat, main-main dalam sholat dan lahgu (tidak hirau) dalam bacaan quran, berkata keji waktu puasa dan tertawa didalam kuburan."

Muhammad bin Assammaak ketika melihat kubur berkata: "Kamu jangan tertipu karena tenangnya dan diamnya kuburan-kuburan ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung didalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka alangkah jauh berbeda antara yang satu dengan yang lain didalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada kubur sebelum masuk kedalamnya."

Sufyan Atstsauri berkata: "Siapa yang sering (banyak) memperingati kubur, maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun surga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka."

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: "Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada ditempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan terpegang juga, maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, carilah jalan selamat dan segera-segera, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur, ingatlah bahwa kubur itu adakalanya kebun dari kebun-kebun syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu tiap-tiap hari berkata-kata: Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat."

Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih mengerikan, hari dimana anak kecil segera beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang menyusui lupa terhadap bayinya dan wanita yang hamil menggugurkan kandungannya dan kau akan melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya siksa Allah S.W.T. yang sangat mengerikan dan dahsyat.

Ingatlah bahwa sesudah itu ada api neraka yang sangat panas dan suram dalam, perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur nanah, tidak ada rahmat Allah S.W.T. disana. Maka kaum muslimin lalu menangis. lalu ia berkata: "Dan disamping itu ada surga yang luasnya selebar langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa. Semoga Allah S.W.T. melindungi kami dari siksa yang pedih dan menempatkan kami dalam darunna'im (Syurga yang serba kenikmatan).

Usaid bin Abdirrahman berkata: "Saya telah mendapat keterangan bahwa seorang mukmin jika mati dan diangkat, ia berkata: "Segerakan aku.", dan bila telah dimasukkan dalam lahad (kubur), bumi berkata kepadanya: "Aku kasih padamu ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu." Dan bila orang kafir mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: "Kembalikan aku." dan bila diletakkan didalam lahadnya, bumi berkata: "Aku sangat benci kepadamu ketika kau diatas punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu."

Usman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur: "Engkau jika menyebut surga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis kerana kubur?" Jawabnya: "Nabi Muhammad S.A.W pernah bersabda: "Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." (Yang Artinya)"Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya."

Abdul-Hamid bin Mahmud Almughuli berkata: "Ketika aku duduk bersama Ibn Abbas r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata: "Kami rombongan haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai didaerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami siapkan segala keperluannya, dan ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahad, maka kami tinggalkan dan menggali lain tempat juga ada ular, maka kami biarkan dan kami menggali lain tempat juga kami dapatkan ular, maka kami biarkan dan kini kami bertanya kepadamu, bagaimanakah harus kami perbuat tehadap mayat itu?" Jawab Ibn Abbas r.a.: "Itu dari amal perbuatannya sendiri, lebih baik kamu kubur saja demi Allah andaikan kamu galikan bumi ini semua niscaya akan kamu dapat ular didalamnya." Maka mereka kembali dan menguburkan mayat itu didalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan ketika mereka kembali kedaerahnya mereka pergi kekeluarganya untuk mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal perbuatan yang dilakukan oleh suaminya? Jawab isterinya: "Dia biasa menjual gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekedar untuk makanannya sehari, dan menaruh tangkai-tangkai gandum itu kedalam karung seberat apa yang diambilnya itu."

Abul-Laits berkata: "Berita ini menunjukkan bahawa khianat itu salah satu sebab siksaan kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan jangan sampai khianat."

Ada keterangan bahwa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata:
* Hai anak Adam, anda berjalan diatas punggungku dan kembalimu didalam perutku.
* Hai anak Adam, anda makan berbagai macam diatas punggungku dan anda akan dimakan ulat didalam perutku.
* Hai anak Adam, anda tertawa diatas punggungku, dan akan menangis didalam perutku.
* Hai anak Adam, anda bergembira diatas punggungku dan akan berduka didalam perutku.
* Hai anak Adam, anda berbuat dosa diatas punggungku, maka akan tersiksa didalam perutku.

Amr bin Dinar berkata: "Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai saudara perempuan diujung kota, maka sakitlah saudaranya itu kemudian mati, maka setelah diselesaikan persiapannya dibawa kekubur, kemudian setelah selesai menguburkan dan kembali pulang kerumah, ia teringat pada kantongan yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, maka ia minta bantuan orang untuk menggali kubur itu kembali, dan sesudah digali kubur itu maka bertemulah dia akan kantongannya itu, ia berkata kepada orang yang membantunya itu: "Tolong aku ketepi sebentar sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini." Maka dibuka sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu menyala api, maka segera ia meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: "Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu itu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?" Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahwa saudaranya itu biasanya mengakhirkan sholat dari waktunya, juga cuek dalam kesucian dan diwaktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar perbualan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu domba antara mereka, dan itulah sebabnya siksa kubur. Kerana itu siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur haruslah menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba diantara tetangga dan orang lain) supaya selamat dari siksaan kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakir.

Alabarra' bin Aazib r.a. berkata: "Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Seorang mukmin jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung membaca Asyhadu an laa ilaha illallah wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman Allah: Yutsabbitullahul ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah (Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan khalimah yang teguh dimana hidup didunia dan diakhirat (yakni khalimah laa ilaha illallah, Muhammad Rasullullah).

Dan ketetapan itu terjadi dalam tiga masa yaitu:
* Ketika melihat Malakulmaut
* Ketika menghadapi pertanyaan Mungkar Nakir
* Ketika menghadapi hisab dihari kiamat

Dan ketetapan ketika melihat Malaikul maut dalam tiga hal iaitu:
* Terpelihara dari kekafiran, dan mendapat taufiq dan istiqamah dalam tauhid sehingga keluar rohnya dalam Islam
* Diberi selamat oleh Malaikat bahwa ia mendapat rahmat
* Melihat tempatnya disurga sehingga kubur menjadi salah satu kebun syurga.

Adapun ketetapan ketika hisab juga dalam tiga perkara iaitu:
* Allah S.W.T. memberinya ilham sehingga dapat menjawab segala pertanyaan dengan benar.
* Mudah dan ringan hisabnya.
* Diampunkan segala dosanya.

Ada juga yang mengatakan bahwa ketetapan itu dalam empat masa yaitu:

* Ketika mati
* Didalam kubur sehingga dapat menjawab pertanyaan tanpa gentar atau takut
* Ketika hisab
* Ketika berjalan diatas sirot sehingga berjalan bagaikan kecepatan kilat

Jika ditanya tentang soal kubur bagaimanakah bentuknya, maka ulama telah membicarakannya dalam berbagai pendapat. Sebagiannya berkata pertanyaan itu hanya kepada roh tanpa jasad dan disaat itu roh masuk kedalam jasad hanya sampai didada. Ada pendapat berkata bahawa rohnya diantara jasad dan kafan dan sebaiknya seorang mempercayai adanya pertanyaan dalam kubur tanpa menanyakan dan sibuk dengan caranya. Dan kita sendiri akan mengetahui bila sampai disana, maka bila ada orang menolak adanya soal Mungkar Nakir dalam kubur, maka penolakannya dari dua jalan yaitu:

* Mereka berkata: "Ia tidak mungkin menurut perkiraan akal, sebab menyalahi kebiasaan tabiat alam."
* Atau mereka berkata: "Tidak ada dalil yang menguatkan."

Pendapat pertama bahwa ia tidak mungkin dalam akal karena menyalahi kebiasaan tabiat alam. Pendapat ini bererti meniadakkan kenabian dan mukjizat, sebab para Nabi itu semuanya dari manusia biasa dan tabiatnya mereka sama, tetapi mereka telah dapat bertemu dengan Malaikat dan menerima wahyu, bahkan laut telah terbelah untuk Nabi Musa a.s., demikian pula tongkatnya menjadi ular, semua kejadian itu menyalahi tabiat alam, maka orang yang menolak semua itu bererti keluar dari Islam. Jika ia berkata: "Tidak ada dalil.", maka hadis-hadis yang diterangkan sudah cukup untuk menjadi alasan bagi orang yang akan mau terima.

Firman Allah S.W.T. yang berbunyi: "Wa man a'rodho an dzikri fa inna lahu ma'i syatan dhanka wanah syuruhu yaumal qiyaamati a'ma. (Yang Artinya) "Dan siapa yang mengabaikan peringatan-Ku (ajaran-Ku) maka ia akan merasakan kehidupan yang sukar (kehidupan sukar ini ketika menghadapi pertanyaan dalam kubur)."

Demikian pula ayat: "Yu tsabbitulladzina aamanu bil qoulaits tsabiti filhayatiddunia wafil akhirati. (Yang Artinya) "Allah akan menetapkan hati orang-orang mukmin dengan khalimah yang teguh didunia dan diakhirat."

Abu-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka didatangi oleh dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu mendudukkannya dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu mereka ketika kembali, lalu ditanya oleh kedua Malaikat itu: Siapa Tuhammu, dan apakah agamamu, dan siapa Nabimu, lalu dijawab: Allah Tuhanku, dan agamaku Islam dan Nabiku Nabi Muhammad S.A.W. Lalu Malaikat itu berkata: Allah yang menetapkan kau dalam khalimah itu, tidurlah dengan tenang hati. Itulah artinya Allah menetapkan mereka dalam khalimah hak. Adapun orang kafir zalim maka Allah menyesatkan mereka dengan tidak memberi petunjuk taufiq pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh Malaikat: Siapa Tuhanmu, apa agamamu dan siapa Nabimu, maka jawab orang kafir atau munafiq: Tidak tahu. Maka oleh Malaikat dikatakan: Tidak tahu, maka langsung dipukul sehingga jeritan suaranya terdengar semua yang dialam kecuali manusia dan jin. (Dan andaikan didengar oleh manusia pasti pingsan)

Abu Hazim dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad S.A.W bersabda kepada Umar r.a : "Bagaimanakah kau hai Umar jika didatangi oleh kedua Malikat yang akan mengujimu didalam kubur yaitu Mungkar Nakir hitam keduanya kebiru-biruan siung keduanya mengguriskan bumi, sedang rambut keduanya sampai ketanah dan suara keduanya bagaikan petir yang dahsyat, dan matanya bagaikan kilat yang menyambar?" Umar bertanya: "Ya Rasullullah, apakah ketika itu aku cukup sadar sebagaimana keadaanku sekarang ini?" Nabi Muhammad S.A.W menjawab: "Ya." Umar berkata: "jika sedemikian maka saya selesaikan keduanya dengan izin Allah S.W.T.. Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Sesungguhnya Umar seorang yang mendapat taufiq."

Abul-Laits berkata: "saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin Muhammad Asy-syabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur yang didengari oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikata ia mendengar pasti pingsan, dan bila dihantar kekubur, maka jika sholeh (baik) berkata: "Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa yang didepanku daripada kebaikan, niscaya kamu akan menyegerakan aku. Dan bila ia tidak baik maka berkata: "Jangan keburu, andaikata kamu mengetahui apa yang didepan aku daripada bahaya, niscaya kamu tidak akan keburu. Kemudian jika telah dimasukan dalam kubur, didatangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh sholatnya: Tidak boleh datang dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak tidur karena takut dari saat yang seperti ini, lalu datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya pada kedua orang tuanya: Jangan datang dari arahku, karena ia biasa berjalan tegak karena ia takut dari saat seperti ini, lalu datang dari arah kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya: Tidak boleh datang dari arahku, karena ia pernah sedekah kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu ia datang dari kirinya maka ditolak oleh puasanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa lapar dan haus karena takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ajaran kepadamu itu? Ia tanya: Siapakah itu? Dijawab: Muhammad S.A.W? Maka dijawab: Saya bersaksikan bahwa ia utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat: Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. Lalu diluaskan kuburnya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikurniakan Allah kepadanya. Semoga Allah memberi kita taufiq dan dipelihara serta dihindarkan dari hawa nafsu yang menyesatkan, dan menyelamatkan kami dari siksa kubur karena Nabi Muhammad S.A.W juga berlindung kepada Allah dari siksa kubur."

A'isyah r.a. berkata: "Saya dahulunya tidak mengetahui adanya siksa kubur sehingga datang kepadaku seorang wanita Yahudi, minta-minta dan sesudah saya beri ia berkata: "Semoga Allah melindungi kamu dari siksa kubur. Maka saya kira keterangannya itu termasuk tipuan kaum Yahudi, lalu saya ceritakan kepada Nabi Muhammad S.A.W maka Nabi Muhammad S.A.W memberitahu kepadaku bahwa siksa kubur itu hak benar, maka seharusnya seorang muslim berlindung kepada Allah S.W.T. dari siksa kubur, dan bersiap sedia untuk menghadapi kubur dengan amal yang soleh, sebab selama ia masih hidup maka Allah S.W.T. telah memudahkan baginya segala amal soleh. Sebaliknya bila ia telah masuk kedalam kubur, maka ia akan ingin kalau dapat diizinkan, sehingga ia sangat menyesal semata-mata, karena itu seorang yang berakal harus berfikir dalam hal orang-orang yang telah mati, karena orang-orang yang telah mati itu, mereka sangat ingin kalau dapat akan sholat dua rakaat, berzikir dengan tasbih, tahmid dan tahlil, sebagaimana ketika didunia, tetapi tidak diizinkan, lalu mereka heran pada orang-orang yang masih hidup menghambur-hamburkan waktu dalam permainan dan kelalaian semata-mata. Saudaraku jagalah dan siap-siapkan harimu, sebab ia sebagai pokok kekayaanmu, maka mudah bagimu mendapatkan atau mencari untung laba, sebab kini dagangan akhirat agak sepi dan tidak laku, karena itu rajin-rajinlah kau mengumpulkan sebanyak mungkin daripadanya, sebab akan tiba masa dagangan itu sangat berharga sebab pada saat itu ia berharga, maka kau tidak akan dapat mencari atau mencapainya. Kami mohon semoga Allah S.W.T. memberi taufiq untuk bersiap-siap menghadapi saat keperluan dan jangan sampai menjadikan kami dari golongan yang menyesal sehingga ingin kembali ke dunia tetapi tidak diizinkan, juga semoga Allah S.W.T. memudahkan atas kami sakaratulmaut, dan kesukaran kubur, demikian pula pada semua kaum muslimin dan muslimat.

Aamin ya Robbal aalamin. Engkau arhamurrahimin, wahasbunallahu wani'mal wakiel, walahaula wala quwwata illa billahil aliyil adhim."

Sumber ;
Tanbihul-ghofilin

Minggu, 31 Juli 2011

BERATNYA SIKSA KUBUR

Al-Faqih berkata bahwa Abu Ja’far meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. Bahwa orang mukmin itu apabila diletakkan di dalam kuburnya maka kuburnya itu dilapangkan 70 hasta, ditaburi harum-haruman dan ditutup dengan kain sutera. Apabila ia hafal sebagian dari Al-Qur’an maka apa yang dihafalnya itu menerangi seluruh kuburnya, dan apabila ia tidak hafal, maka ia dibuatkan cahaya seperti matahari di dalam kuburnya. Ia bagaikan pengantin baru yang tidur dan tidak dibangunkan kecualioleh isteri yang sangat dicintainya. Kemudian ia bangun dari tidurnya seakan - akan ia belum puas dari tidurnya itu.

Sedangkan orang kafir, maka kuburnya disempitkan atasnya sehingga tulang - tulangnya masuk kedalam perutnya lantas didatangi berbagai macam ular yang besar sebesar leher unta, dimana ular-ular itu makan dagingnya sehingga tidak tersisa daging pada tulangnya. Kemudian datang kepadanya malaikat yang tuli, bisu dan buta dengan membawa cambuk-cambuk dari besi. Mereka memukulinya dengan cambuk-cambuk itu tanpa mendengar jeritan dan melihat orang itu sehingga tidak akan timbul rasa belas kasihan kepadanya. Disamping itu neraka selalu diperlihatkan kepadanya baik diwaktu pagi maupun diwaktu sore.

Al-Faqih memberikan nasehat, barang siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur, maka ia harus senantiasa mengerjakan empat hal dan menjauhkan diri dari empat hal. Empat hal yang harus selalu dikerjakan itu adalah:

1. Shalat,
2. Shadaqah,
3. Membaca Al-Qur’an,
4. Banyak membaca tasbih (subhanallah walkhamdulillah wa laa ilaa ha illallah hu allahu akbar, laa khaulaa wa laa kuwwata illaa billah).

Keempat hal ini akan bisa menjadikan kubur itu terang dan lapang. Sedangkan empat hal yang harus ditinggalkan adalah;

1. Dusta,
2. Khianat,
3. Adu domba,
4. Hati-hati dalam masalah kencing.
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) : “Bersihkanlah (bersucilah) sewaktu kencing, karena kebanyakan siksa kubur itu karena kencing”.

Sufyan Ats-Tsauri berkata: “Barang siapa yang banyak mengingat kubur maka ia akan mendapatkan kubur itu sebagai salah satu taman dari taman-taman surga. Dan barangsiapa yang lalai kepada kubur maka ia akan mendapatkan kubur itu sebagai salah satu jurang dari jurang-jurang neraka”.

Sahabat Ali karromallahu wajhahu didalam khutbahnya mengatakan: “Wahai hamba Allah ingatlah mati, ingatlah mati karena kamu tidak bisa menghindar darinya. Bila kamu diam, maka ia akan datang menghampirimu; dan bila kamu lari, ia akan mengejarmu. Ia terikat pada ubun-ubunmu. Carilah keselamatan, carilah keselematan. Di belakangmu ada kubur yang selalu mengejar kamu. Ingatlah bahwa kubur itu bisa merupakan salah satu taman dari taman-taman surga, dan bisa pula merupakan salah satu jurang dari jurang-jurang neraka. Ingatlah bahwa sesungguhnya kubur itu setiap hari berbicara tiga kali dengan perkataan;

1. “Aku adalah rumah gelap",
2. "Aku adalah rumah duka cita",
3. "Dan aku adalah rumah ulat”.

"Ingatlah bahwa setelah itu ada suatu hari yang lebih ngeri dimana pada hari itu anak muda langsung beruban, orang tua pingsan, semua orang yang menyusui anaknya lalai terhadap anak yang disusuinya, semua wanita yang hamil menggugurkan kandungannya, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak, akan tetapi siksaan Allah itu sangat keras. Ingatlah, bahwa setelah itu ada neraka yang panas sekali, sangat curam, perhiasaannya besi, airnya nanah, di dalamnya tidak ada rahmat Allah sama sekali”. (mendengar khutbah ini kaum muslimin menangis tersedu-sedu). Lalu Sayyidina Ali k.w melanjutkan khutbahnya: “Tetapi disamping itu ada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menyelamatkan kita dari siksaan yang pedih dan memasukkan kami dan kamu ke dalam surga tempat kenikmatan”. Amin

Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) :“Kubur itu adalah pos (tempat pemberhentian) pertama dari pos-pos akhirat. Apabila seseorang selamat dari pos pertama itu maka pos berikutnya lebih mudah daripadanya, dan apabila seseorang tidak selamat dari pos pertama itu maka pos berikutnya lebih berat daripadanya”.

Contoh akibat sifat khianat;
Diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Mahmud Al-Maghuli dimana ia berkata: “Sewaktu kami sedang duduk bersama-sama dengan Ibnu Abbas ra, tiba-tiba datanglah sekelompok kaum lalu berrkata: “Kamu berangkat dari rumah dengan maksud untuk menunaikan haji, dan ada seorang teman kami yang ketika sampai di daerah Dzatus Shafah meninggal dunia kemudian kami mengurusnya dan kami menggalikan kubur untuknya. Ketika kami menggali kubur dan membuat liang lahat ternyata liang lahat itu penuh dengan ular. Kemudian kami tinggalkan tempat itu, dan kami menggali lagi di temapt lain. Di tempat yang lain itu pun sama saja, liang lahatnya penuh dengan ular. Kemudian kami tinggalkan tempat itu dan menggali lagi kubur untuk yang ketiga kalinya, dan ternyata di tempat itupun liang lahatnya penuh dengan ular. Kemudian kami tingalkan mayat itu dan kami datang kepadamu”. Ibnu Abbas ra berkata: “Itu adalah amal perbuatan yang ia lakukan sendiri. Pergilah dan kuburlah mayat itu di kubur yang mana saja. Demi Allah, seandainya kamu menggali seluruh bumi niscaya kamu kamu akan selalu menjumpai ular di dalamnya. Beritakanlah hal ini kepada kaumnya”. Abdul Hamid berkata: “Kemudian kami pergi dan mengubur mayat itu pada salah satu diantara ketiga kuburn yang kami gali itu. Ketika kami kembali (dari ibadah haji), kami mendatangi keluarganya dengan membawa barang kepunyaannya dan kami bertanya kepada istrinya: “Apa yang biasa dia lakukan waktu hidupnya ?”. Istrinya menjawab: “Ia dulu berjualan bahan makanan yaitu gandum. Setiap hari ia mengambil sebagian dari gandum dagangan itu untuk dimakan, kemudian sebanyak gandum yang dia ambil diganti dengan tangkai gandum yang warnanya serupa lalu ditumbuk dan dicampur dengan nya”.

Contoh akibat mengakhirkan waktu Sholat dan adu domba;
Amar bin Dfinar berkata: “Ada seorang penduduk Madinah yang mempunyai saudari di ujung kota. Pada saat saudarinya sakit dan ia datang menjenguk saudarinya itu. Setelah sampai disana, saudarinya itu mati dan ia mengurusnya dan ikut menguburnya. Sesudah selali penguburan, ia pulang ke rumahnya lalu teringat bahwa kantong uangnya jatuh sewaktu mengubur saudarinya itu. Ia lalu minta tolong seorang teman untuk menggali kubur dan ia pun menemukan kantong yang jatuh itu. Ia berkata pada temannya: “Pergilah kamu, karena aku ingin melihat apa yang sedang terjadi pada diri saudariku”. Kemudian ia mengangkat penutup liang lahat dan tiba-tiba terlihat bahwa kubur itu menyalakan api. Ia lalu meratakan kembali kubur itu dan cepat-cepat pulang menemui ibunya dan bertanya: “Beritahukan kepadaku apa yang biasa dilakukakan oleh saudariku”. Ibunya menjawab: “Kenapa kamu menanyakan tentang saudarimu, sedangkan dia sudah meninggal dunia?”. Ia berkata lagi : “Tolong bu, beritahukan kepadaku”. :Ibunya menjawab: “Saudarimu itu suka mengakhirkan shalat dan tidak mengerjakan shalat dengan suci yang sempurna. Ia suka datang ke rumah-rumah tetangga dengan menceritakan kepada mereka apa yang ia dengar dengan maksud mengadu domba”. Itulah yang menyebabkan siksaan kubur.

Oleh karena itu, barang siapa yang ingin selamat dari siksa kubur maka ia harus menjauhkan diri dari adu domba dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya agar bisa selamat dari siksaannya dan dapat dengan mudah menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. (m. muslih albaroni)

Narasumber:
- www.Suara-santri.tripod.com

Rabu, 13 Juli 2011

Rekam perjalanan panjang Ust. Abu di balik jeruji besi

Oleh: Hasyim Abdullah
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya.”

KRONOLOGI PENANGKAPAN DAN PENAHANAN

08 Januari 2001

Deputi Menhan AS Paul wolfowitz menyatakan setelah Afganistan, maka Somalia, Yaman, Filipina, dan Indonesia menjadi target berikutbagi As untuk memerangi terorisme. (Republika, 21/9/02).

Pada saat yang sama media singapura membeberkan bahwa ustadz Abu Bakar Ba’asyir dituduh oleh Filipina dan Malaysia punya keterkaitan dengan Jamaah Islamiyah (JI) dan Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM) serta masuk jaringan al-Qaeda pimpinan Usamah Bin Laden. (Jawa Pos, 26/9/02)

23 September 2002

Majalah Time menggelar “pengakuan” Umar al-Faruq (yang ditangkap oleh BIN dan dibawa ke Amerika serikat). Konon Umar al-Faruq mengaku sebagai salah satu tokoh kunci al-Qaeda dan terlibat berbagai aksi terror dan pernah mau membunuh Presiden Megawati Faruq mengaku mempunyai hubungan erat dengan Abu Bakar Ba’asyir dan Agus Dwikarna. Berdasarkan laporan dokumen CIA .

19 Oktober 2002

Surat perintah penangkapan dan penahanan dikeluarkan oleh mabes polri

28 Oktober 2002

Penangkapan dan pengambilan paksa terhadap ustadz Abu Bakar Ba’asyir dari RS. PKU Muhammadiyah Solo yang mengakibatkan kerusakan parah kamar rumah sakit dan puluhan santri yang terluka.

02 November 2002

Ustadz Abu resmi ditahan di mabes polri (Rumah sakit Polri).

05 September 2003

Dari persidangan yang dilakukan oleh pengadilan negeri Jakarta Pusat, yang dapat dibuktikan dalam persidangan hanya kasus pemalsuan dokumen keImigrasian dan pembuatan KTP, maka PN Jakarta Pusat memvonis 4 tahun penjara.

01 Maret 2004

Dalam tingkat Kasasi mahkamah agung memvonis ustadz Abu 1,5 tahun penjara.

30 April 2004

Ustadz Abu yang seharusnya bebas namun karena desakan AS kembali ditangkap dan dibawa ke mabes polri, Peristiwa ini terkenal dengan Jum’at berdarah (bentrokan antara para jamaah yang menjemput pembebasan ustadz dengan polisi.

03 Maret 2005

Majelis Hakim Pengadilan negeri Jakarta selatan memvonis Ustadz Abu Bakar Ba’asyir 2,5 tahun penjara.

Pada tahun 2006

Ustadz Abu Bakar Ba’asyir bebas dari LP Cipinang. Dan ditahun yang sama pada saat peninjauan kembali (PK) berdasarkan pengakuan as-Syahid Amrozi yang menerangkan bahwa Bom Bali 1 tidak ada kaitannya dengan ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Atas pengakuan ini ustadz Abu Bakar Ba’asyir dinyatakan tidak bersalah dan tidak terbukti sebagai Amir Jamaah Islamiyah.

09 Agustus 2010

Ustadz Abu Bakar Ba’asyir ditangkap kembali dengan tuduhan terlibat dalam perencanaan, pendanaan, dan pelaksanaan kegiatan latihan militer di Aceh, yang perkaranya saat ini sedang di sidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan..

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya.. (Qs. Al-Anfal : 30)

Minggu, 19 Juni 2011

PROSES KEMATIAN DAN HANCURNYA JASAD

Dari berbagai Sumber :
Persiapan buat hari kematian nih. Perlu di Renungkan, serem tapi inilah proses alaminya. Inilah Proses Kematian dan Hancurnya Tubuh Kita!

Sesaat sebelum mati, Anda akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas tertahan dan badan bergetar. Anda merasa dingin ditelinga. Darah berubah menjadi asam dan tenggorokan berkontraksi.

0 Menit
Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.

1 Menit
Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.

3 Menit
Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.

4 – 5 Menit
Pupil mata membesar dan berselaput. Bola mata mengkerut karena kehilangan tekanan darah.

7 – 9 Menit
Penghubung ke otak mulai mati.

1 – 4 Jam
Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku dan rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.

4 – 6 Jam
Rigor Mortis Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.

6 Jam
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.

8 Jam
Suhu tubuh langsung menurun drastis.

24 – 72 Jam
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.

36 – 48 Jam
Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.

3 – 5 Hari
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.

8 – 10 Hari
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.

Beberapa Minggu
Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.

Satu Bulan
Kulit Anda mulai mencair.

Satu Tahun
Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.
Jadi, apa lagi yang mau disombongkan orang sebenarnya???

NB: Selagi kita masih punya nafas, perbanyaklah berbuat amal kebaikan, karena setelah kita mati. Hanya pahala lah yang bisa kita bawa pergi

SEBUAH DIALOG DI AKHIR MALAM

“AKHI, dulu ana merasa semangat saat aktif dalam dakwah. Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah makin kering. Bahkan ana melihat temyata ikhwah banyak pula yang aneh-aneh." Begitu keluh kesah seorang mad'u kepada murabbinya di suatu malam.

Sang murabbi hanya terdiam, mencoba terus menggali semua kecamuk dalam diri mad'unya. "Lalu, apa yang ingin antum lakukan setelah merasakan semua itu?" sahut sang murabbi setelah sesaat termenung.

“Ana ingin berhenti saja, keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan perilaku beberapa ikhwah yang justru tidak islami. Juga dengan organisasi dakwah yang ana geluti; kaku dan sering mematikan potensi anggota-anggotanya. Bila begini terus, ana mendingan sendiri saja..." jawab mad'u itu.

Sang murabbi termenung kembali. Tidak tampak raut terkejut dari roman wajahnya. Sorot matanya tetap terlihat tenang, seakan jawaban itu memang sudah diketahuinya sejak awal.

"Akhi, bila suatu kali antum naik sebuah kapal mengarungi lautan luas. Kapal itu ternyata sudah amat bobrok. Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang keropos bahkan kabinnya bau kotoran manusia. Lalu, apa yang akan antum lakukan untuk tetap sampai pada tujuan?", tanya sang murabbi dengan kiasan bermakna dalam.

Sang mad'u terdiam berpikir. Tak kuasa hatinya mendapat umpan balik sedemikian tajam melalui kiasan yang amat tepat.

"Apakah antum memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan?", sang murabbi mencoba memberi opsi.

"Bila antum terjun ke laut, sesaat antum akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan ikan lumba-lumba. Tapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan antum untuk berenang hingga tujuan? Bagaimana bila ikan hiu datang? Darimana antum mendapat makan dan minum? Bila malam datang, bagaimana antum mengatasi hawa dingin?" serentetan pertanyaan dihamparkan di hadapan sang mad'u.

Tak ayal, sang mad'u menangis tersedu. Tak kuasa rasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kadung memuncak, namun sang murabbi yang dihormatinya justru tidak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.

“Akhi, apakah antum masih merasa bahwa jalan dakwah adalah jalan yang paling utama menuju ridho Allah?" Pertanyaan menohok ini menghujam jiwa sang mad'u. Ia hanya mengangguk.

"Bagaimana bila temyata mobil yang antum kendarai dalam menempuh jalan itu temyata mogok? Antum akan berjalan kaki meninggalkan mobil itu tergeletak di jalan, atau mencoba memperbaikinya?" tanya sang murabbi lagi.

Sang mad'u tetap terdiam dalam sesenggukan tangis perlahannya.

Tiba-tiba ia mengangkat tangannya, "Cukup akhi, cukup. Ana sadar. Maafkan ana. Ana akan tetap istiqamah. Ana berdakwah bukan untuk mendapat medali kehormatan. Atau agar setiap kata-kata ana diperhatikan..."

"Biarlah yang lain dengan urusan pribadi masing-masing. Biarlah ana tetap berjalan dalam dakwah. Dan hanya Allah saja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji-Nya. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana", sang mad'u berazzam di hadapan murabbi yang semakin dihormatinya.

Sang murabbi tersenyum. "Akhi, jama'ah ini adalah jama'ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya banyak kelemahan. Tapi dibalik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah pribadi-pribadi yang menyambut seruan Allah untuk berdakwah. Dengan begitu, mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan Allah."

"Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu mendominasi perasaan antum. Sebagaimana Allah ta'ala menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata antum dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini. Karena di mata Allah, belum tentu antum lebih baik dari mereka."

"Futur, mundur, kecewa atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk akal. Apabila setiap ketidak-sepakatan selalu disikapi dengan jalan itu; maka kapankah dakwah ini dapat berjalan dengan baik?" sambungnya panjang lebar.

"Kita bukan sekedar pengamat yang hanya bisa berkomentar. Atau hanya pandai menuding-nuding sebuah kesalahan. Kalau hanya itu, orang kafirpun bisa melakukannya. Tapi kita adalah da'i. Kita adalah khalifah. Kitalah yang diserahi amanat oleh Allah untuk membenahi masalah-masalah di muka bumi. Bukan hanya mengeksposnya, yang bisa jadi justru semakin memperuncing masalah."

"Jangan sampai, kita seperti menyiram bensin ke sebuah bara api. Bara yang tadinya kecil tak bernilai, bisa menjelma menjadi nyala api yang membakar apa saja. Termasuk kita sendiri!"

Sang mad'u termenung merenungi setiap kalimat murabbinya. Azzamnya memang kembali menguat. Namun ada satu hal tetap bergelayut dihatinya.

"Tapi bagaimana ana bisa memperbaiki organisasi dakwah dengan kapasitas ana yang lemah ini?" sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga.

"Siapa bilang kapasitas antum lemah? Apakah Allah mewahyukan begitu kepada antum? Semua manusia punya kapasitas yang berbeda. Namun tidak ada yang bisa menilai, bahwa yang satu lebih baik dari yang lain!", sahut sang murabbi.

"Bekerjalah dengan ikhlas. Berilah taushiah dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang kepada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu. Karena peringatan selalu berguna bagi orang beriman. Bila ada sebuah isyu atau gosip, tutuplah telinga antum dan bertaubatlah. Singkirkan segala ghil antum terhadap saudara antum sendiri. Dengan itulah, Bilal yang mantan budak hina menemui kemuliaannya."

Suasana dialog itu mulai mencair. Semakin lama, pembicaraan melebar dengan akrabnya. Tak terasa, kokok ayam jantan memecah suasana. Sang mad'u bergegas mengambil wudhu untuk qiyamullail malam itu. Sang murabbi sibuk membangunkan beberapa mad'unya yang lain dari asyik tidurnya.

Malam itu, sang mad'u menyadari kekhilafannya. Ia bertekad untuk tetap berputar bersama jama'ah dalam mengarungi jalan dakwah. Pencerahan diperolehnya. Demikian juga yang kami harapkan dari Anda, pembaca...

Wallahu a'lam.
-----------
sumber: Majalah Al-Izzah, No. 07/Th.4

Senin, 13 Juni 2011

HAK YANG AKAN ANDA TERIMA SAAT DI PHK

Mengenai apa saja hak-hak yang Anda terima jika di PHK, diatur dalam Pasal 156 UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Berikut kutipannya:

(1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon & atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.

(2) Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagai berikut :
a. masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 bulan upah;
b. masa kerja 1 tahun / lebih tetapi kurang dari 2 tahun, 2 bulan upah;
c. masa kerja 2 tahun / lebih tetapi kurang dari 3 tahun, 3 bulan upah;
d. masa kerja 3 tahun / lebih tetapi kurang dari 4 tahun, 4 bulan upah;
e. masa kerja 4 tahun / lebih tetapi kurang dari 5 tahun, 5 bulan upah;
f. masa kerja 5 tahun / lebih, tetapi kurang dari 6 tahun, 6 bulan upah;
g. masa kerja 6 tahun / lebih tetapi kurang dari 7 tahun, 7 bulan upah;
h. masa kerja 7 tahun / lebih tetapi kurang dari 8 tahun, 8 bulan upah;
i. masa kerja 8 tahun / lebih, 9 bulan upah.

(3) Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan sebagai berikut :
a. masa kerja 3 tahun / lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 2 bulan upah;
b. masa kerja 6 tahun / lebih tetapi kurang dari 9 tahun, 3 bulan upah;
c. masa kerja 9 tahun / lebih tetapi kurang dari 12 tahun, 4 bulan upah;
d. masa kerja 12 tahun / lebih tetapi kurang dari 15 tahun, 5 bulan upah;
e. masa kerja 15 tahun / lebih tetapi kurang dari 18 tahun, 6 bulan upah;
f. masa kerja 18 tahun / lebih tetapi kurang dari 21 tahun, 7 bulan upah;
g. masa kerja 21 tahun / lebih tetapi kurang dari 24 tahun, 8 bulan upah;
h. masa kerja 24 tahun / lebih, 10 bulan upah.

(4) Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.


ADA HAL YANG MENARIK
Pasal 153 UU No.13 Thn 2003 menyebutkan :

(1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan :
a. pekerja berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 bulan secara terus-menerus;
b. pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku;
c. pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;
d. pekerja menikah;
e. pekerja perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya;
f. pekerja mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkimpoian dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahan, atau perjanjian kerja bersama;
g. pekerja mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja, pekerja melakukan kegiatan serikat pekerja di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;
h. pekerja yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan;
i. karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkimpoian;
j. pekerja dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.

(2) Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) batal demi hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan kembali pekerja yang bersangkutan.

Jadi Anda di PHK karena alasan2 di atas, itu batal demi hukum.

NB :
1. Upah yang dimaksud dalam Pasal ini adalah Gaji Pokok dan segala tunjangan-tunjangan yang bersifat tetap...
2. Hak2 di atas ini tidak akan diterima oleh karyawan yang di PHK jika PHK tersebut terjadi apabila karyawan di PHK karena melakukan suatu pelanggaran yang berat.